SHINee = 4 humans + 1 angel
Sebelumnya, gue mau mengucapkan bela sungkawa yang mendalam
untuk kepergian Kim JongHyun, Lead Singer
of SHINee, one of SM The Ballad, Song Writer dan semoga keluarga, teman, kerabat dan fans yang ditinggalkan
diberikan ketabahan.
It’s been a month…
Dec 18th 2017 to Jan 18th 2018. Actually, pas di hari ini, gue berulang
tahun yang ke 22 tahun. Gue selalu menganggap angka 18 adalah angka favorit
gue, entah itu 1 atau 8 bahkan 18. I really love that number. Tapi setelah
kejadian ini, gue berpikir ribuan kali untuk menganggap 18 adalah angka favorit
gue yang ternyata angka kesedihan yang begitu mendalam bagi banyak orang,
begitupun gue. For several times,
terlintas di pikiran gue “Kenapa mesti tanggal 18 sih?”, “Kenapa mesti banget
ngelakuin itu sih?”. Walaupun gue bukan salah satu Shawol (sebutan fans of SHINee), tapi gue adalah salah
satu SMstan. Gue jujur, sedih dan terpuruk sama dengan yang lainnya, masih
ngeluarin air mata ketika ngedenger lagu End
of A Day, masih drop ketika
ngeliat video-video mendiang JH, seterpuruk itu. Jujur, gue emang ga ngikutin banget
perkembangan SHINee, walau gue tau SHINee itu siapa. I only know some songs, like Stand By Me, View, Replay, Lucifer
bahkan yang terbaru 1 of 1. I know cuma sampe segitu doang. Gue
bahkan sebelumnya ga tau banget Jonghyun as
a what in that group. Tapi sangat
disayangkan, gue tau dan stalk about him setelah kejadian ini. I just knew dia adalah orang yang sangat
berbakat dan luar biasa, dia adalah lead
singer of SHINee, dia pernah jadi DJ Radio, dia udah ngelakuin debut solo which is salah satu lagunya She Is, dia salah satu anggota dari SM The Ballad, dan dia juga merupakan Song Writer. This is so sad.
Sebenernya, gue mikir berulang kali untuk menulis tentang
ini. Karena kejadian ini sangat sensitif. Kejadian ini bikin orang terbelah dua
ntah itu pro ataupun kontra. Depresi? Jujur, I don’t even know the exactly meaning of it. Tapi, menurut gue
secara sederhana, mungkin salah satu faktornya ialah karena kebanyakan pikiran
yang ujungnya malah ngerogotin diri sendiri (secara batin). Mungkin, obat yang paling
ampuh adalah perubahan di diri sendiri, mindset
yang perlu di ubah dan butuh God and some
people around us to comfort. Gue bakal mulai bahas ini dari pihak PRO atas
kejadian ini. Pihak pro, bukan berarti membenarkan tentang suicide, hanya saja, pro disini as
a famliy, friend, colleague, shawol yang ingin tetap mengingat mendiang JH
sebagai orang yang dijadikan role model
kehidupan. Karena tanpa ngeliat kejadian ini, mendiang JH bisa dibilang sebagai
a good idol, also a good man. Banyak
kebaikan yang telah dia lakukan. And it’s
a fact. Shawol, teman bahkan keluarga yang ditinggalkan sangat disedihkan
dengan kehilangan a good man in their
life, kehilangan orang yang selama di kehidupan mereka mungkin secara tidak
langsung berperan penting ntah itu sebagai idol
for them or else. Dan mereka sangat menyayangkan mendiang JH untuk pergi jauh
dengan cara yang seperti ini tanpa sepengetahuan mereka, bahkan dengan banyak
kode-kode yang diberikan mendiang JH sebelumnya. Bukan berlebihan, karena
mereka menganggap mendiang JH sebagai orang terdekat mereka dan gue rasa udah
jelas sih, kehilangan orang terdekat, siapa sih yang ga terpukul, sedih dan
terpuruk? Walaupun emang gaboleh terlalu lama terlarut dalam kesedihan, but we can’t do anything about it.
Kejadian ini megakibatkan pro dan kontra, karena pihak kontra menganggap
”orang-orang” terlalu berlebihan untuk sebuah kejadian bunuh diri, and I saw some
comments, most of them are like “Bunuh diri kok disedihin banget”
“Bunuh diri begituan kok di bela”. That’s
a big wrong, dude. Gue bakal ngejelasin ini dengan cara gue sendiri, and I
hope you guys will get it. Gue mau ngejelasin ke pihak kontra. Bukan
menyalahkan pihak kontra sih, karena mungkin pandangan pihak kontra ga terlalu
luas dan terlalu fokus untuk menentang keras suicide, I know it is the right way to do, tetapi pihak kontra
malah “terlihat” menyudutkan para orang yang sedih akan kejadian mendiang JH, yang
dikira malah membela suicide itu
tindakan yang benar kalo lo lelah sama kehidupan, no. Seperti yang gue tulis di atas, mereka (including me) yang menangis, yang terpuruk, yang kompakan ganti
foto profile “Rose”, yang bikin hastag #RosesForJonghyun, yang membuat
video-video like in memoriam, adalah mereka yang kehilangan orang yang bagi
mereka adalah salah satu orang terdekat. Mereka yang mati-matian koar-koar di
media sosial berdebat dengan pihak kontra adalah mereka yang BUKAN membenarkan suicide, tapi mereka yang hanya
mengharapkan pihak kontra untuk mengerti keadaan, mengerti suasana berkabung
untuk AT LEAST diem dan jangan
berkomentar yang tidak mengenakkan hati kalau tidak ingin berbela sungkawa.
Pihak kontra memang memiliki hak yang sama dengan pihak pro untuk mengutarakan
pendapat, tetapi alangkah lebih baiknya kalau melihat suasana dan menggunakan bahasa
yang lebih halus dan berpendapat dengan kepala dingin. Dan untuk pihak kontra
yang berkomentar kepada orang yang juga melakukan suicide karena kejadian JH, I
agree that she is wrong to do the suicide, tapi alangkah lebih baiknya (again) untuk memberi semangat dan
mengingatkan untuk don’t do the suicide
daripada berkomentar. Maybe she knows
that she is definitely wrong, but she can’t help it, maybe she just needs
everyone to give her support, apalagi untuk orang terdekat daripada si dia
ini. I think it’s better for us to say
“Stay strong” than say “You did wrong,
stupid.” Karena yang seperti gue bilang di awal, terkadang orang-orang yang
terkena depresi setidaknya (mungkin) hanya butuh untuk di dengarkan walau kita
gabisa untuk help them to solve their
problems. Gue nulis banyak begini bukan berarti I’m better than others, no. Gue dulu juga merasakan hal yang sama
dengan pihak kontra akan kejadian suicide
di berita-berita Indonesia, gue juga bahkan pernah terucap kata-kata “kok bunuh
diri?”; “harus banget bunuh diri?”, a
word like that pernah keluar dari mulut gue tanpa ngeliat apa yang udah “mereka”
(people who did it) alamin sampe bisa ngelakuin hal itu, tetapi ngeliat
kejadian mendiang JH, gue cukup sadar kalo suicide
itu didasari seseorang yang bener-bener di titik terbawah pikiran nya yang
bener-bener ga bisa menemukan solusi yang baik diakhir kehidupannya. Salah satu
alasannya (mungkin) seperti yang mengalami depresi yang cukup lama dan akhirnya
memutuskan untuk suicide. Gue sadar
bahwa, suicide memang salah tetapi
lebih baik kalo kita semua cukup mendoakan dan berbela sungkawa daripada harus
menjudge seseorang yang melakukan suicide, dan mulai untuk saling mengerti
satu sama lain dan tetap berpendirian di diri kita bahwa jangan pernah untuk do the suicide, dan saling mengingatkan
untuk don’t do the suicide.
Depression is not just
a word. This is so deep and complicated. Suicide? Siapapun yang melakukan
itu, even itu orang dengan jabatan
tinggi, orang yang paling dekat dengan hidup kita, IT’S A WRONG WAY. It’s not an option to choose when you get tired of
life. Gue dengan tegas bilang, suicide
adalah cara yang paling buruk dan sangat salah. Mendiang JH memang salah. Gue
akuin itu. Tetapi, baiknya kita juga ngeliat dari sisi mendiang JH, mendiang JH
mungkin sudah ga sanggup untuk menanggung masalahnya yang tanpa ujung sampai
detik itu dan berpikir untuk do the
suicide for the best option for that time, menurut mendiang JH. Tetapi suicide itu salah, semenyerah apapun
akan hidup, suicide adalah salah.
Tetapi, kita semua gabisa ngeremehin mendiang JH dengan bilang “cetek banget
otak lo, pergi dengan cara begitu”, karena kita gatau seberapa besar masalah
yang dimiliki oleh mendiang JH (menurut mendiang JH) sampai dia ngelakuin hal
ini, kita gatau sudah seberapa besar usaha dia untuk mengatasi masalah itu,
kita gabisa terlalu menjudge him.
Tapi kalo kita kompakan untuk menentang keras suicide, I deal with it,
100 percent. Gue gatau, tulisan gue
ini akan bisakah untuk sedikit meluruskan kejadian ini ato ngga, tapi yang
pasti, just stop to judge him karena I think dia udah tenang di dunia yang
berbeda dengan kita.
Gue ngomong panjang lebar, intinya jangan pernah mencoba do the suicide. Everyone has a problem. Masalah-masalah kehidupan yang di punya
setiap orang, sama ratanya, hanya terkadang pandangan orang lain yang membuat
masalah-masalah tersebut memiliki level yang berbeda. When you need someone to talk with, find one. There’s at least one
person that care for you more than you know. Dan gue juga mau bilang, God is everything. Dan gue harap,
kejadian mendiang JH tidak terulang lagi. Gue harap, kedepannya orang bisa
saling berpendapat dengan kepala dingin, bahasa yang halus dan saling mengerti
keadaan satu sama lain (this is also for
me). Posisikan diri kita di posisi orang lain. I hope we can spread love not hate, from now on. Stay strong,
shawol and everyone out there. You have
stress no more there, be happy, rest well, and goodbye, Kim JongHyun.
Source: google.com
No comments:
Post a Comment